Rabu, 04 September 2013

shellfish seller ( wong dagang kerang )

BUDIDAYA KERANG HIJAU
1.1 Latar Belakang
Kerang hijau termasuk moluska yang mempunyai cangkang yang simetris. Panjang cangkangnya lebih dari dua kali lebarnya, mempunyai insang yang berlapis-lapis dan mempunyai cilia. Hidup menempel pada benda-benda keras dengan bantuan benang byssus yang dihasilkan oleh kelenjar kaki (Asikin,1982).
Kerang hijau merupakan hasil laut segar yang dikonsumsi luas oleh masyarakat. Hewan ini banyak dimanfaatkan sebagai salah satu sumber protein hewani. Kerang hijau mempunyai nama lokal yang berbeda disetiap tempat, seperti kijing (Jakarta), kedaung (Banten), dan kemudi kapal (Riau). Di negara-negara Asia Tenggara, kerang hijau dikenal dengan sebutan siput sudu (Malaysia), chaff luan (Singapura), to hong (Philipina) dan hai mong poo (Thailand).
Pengertian kerang bersifat umum dan tidak memiliki arti secara biologi namun penggunaannya luas dan dipakai dalam kegiatan ekonomi. Dalam pengertian paling luas, kerang berarti semua moluska dengan sepasang cangkang. Dengan pengertian ini, lebih tepat orang menyebutnya kerang-kerangan dan sepadan dengan arti clam yang dipakai di Amerika. Kata kerang dapat pula berarti semua kerang-kerangan yang hidupnya menempel pada suatu obyek. Semua kerang-kerangan memiliki sepasang cangkang (disebut juga cangkok atau katup) yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan suatu ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang terdapat dua otot adduktor yang mengatur buka-tutupnya cangkang.
Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan “kaki” berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut. Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan oksigen berasal dari darah yang sangat cair yang kaya nutrisi dan oksigen yang menyelubungi organ-organnya. Makanan kerang adalah plankton, dengan cara menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi dan hiu. Semua kerang adalah jantan ketika muda. Beberapa akan menjadi betina seiring dengan kedewasaan.
Budidaya kerang hijau atau biasa dikenal dipasaran dengan nama kerang Kupang Awung ternyata tidaklah sulit, disamping dengan biayah murah, budidaya kerang hijau ternyata menguntungkan.
Kerang hijau ini merupakan salah satu jenis kerang yang banyak digemari untuk dikonsumsi karena memiliki kandungan gizi yang cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian, kandungan gizi daging kerang hijau sebanding dengan daging sapi, telur ataupun daging ayam. Dalam habitat yang normal, kandungan kerang hijau terdiri dari air, protein, lemak serta karbohidrat. Karena itulah, kerang hijau bermanfaat untuk meningkatkan kerja organ hati manusia, mengobati rematik termasuk meningkatkan daya tahan tubuh. Kerang hijau merupakan salah satu jenis kekerangan yang mempunyai nilai ekonomis. Rasanya yang enak didukung kadar protein yang tinggi menjadikan kerang hijau sebagai makanan yang menyehatkan

 Kerang Hijau (Perna viridis) termasuk binatang lunak (moluska) yang hidup di laut, bercangkang dua dan berwarna hijau. Kerang hijau merupakan organisme yang termasuk kelasPelecypoda. Golongan biota yang bertubuh lunak (mollusca). Kerang hijau merupaka Hewandari kelas pelecipoda kelas ini selalu mempunyai cangkang katup sepasang maka disebutsebagai Bivalvia. Hewan ini disebut juga yaitu pelecys yang artinya kapak kecil dan podosyang artinya kaki. Jadi Pelecypoda berarti hewan berkaki pipih seperti mata kapak. Hewankelas ini pun berinsang berlapis-lapis maka sering disebut Lamelli branchiata (Kastawi, 2008).

  Metode Budidaya

Budidaya kerang hijau dapat dilakukan dengan menggu-nakan 4 macam metoda yaitu: metoda tancap (post method), rakit apung (raft method), rakit tancap/rak (rack method) dan tali rentang (long line method). Sedangkan kondisi lingkungan perairan antara lain harus terhindar dari gangguan arus kencang, perubahan suhu yang mendadak, dan salinitasnya antara 27-35 permil. Selain itu harus terhindar dari fluktuasi kadar garam yang tinggi, jauh dari pengaruh sungai besar, bebas dari pencemaran limbah industri dan rumah tangga karena dapat membahayakan untuk dikonsumsi.
Kita akan ambil salah satu contoh teknik budidaya kerang hijau dengan menggunakan metode rakit apung. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya antara lain: tali, rakit (terdiri dari tali, bambu, pelampung) dan jangkar. Rakit yang digunakan dalam metoda ini berfungsi untuk mengumpulkan spat (benih kerang). Dan sekaligus sebagai tempat pembesaran dengan menggunakan tali kolektor tempat menempelnya spat. Rakit terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kerangka untuk menggantungkan tali dan unit pelampung. Guna menyangga rakit supaya tetap menga-pungserta jangkar atau pemberat sebagai penahan rakit.
Ada dua macam bahan yang digunakan untuk membuat kerangka yaitu bambu dan kayu, namun pada umumnya yang digunakan adalah bahan dari bambu. Untuk rakit dengan ukuran 6m x 8m (48 m2) dibutuhkan bambu 18 batang. Dengan jumlah tali gantungan untuk 1 unit adalah 96 tali dengan panjang 3 meter per tali. Sedangkan untuk pelampung menggunakan drum plastik sebanyak 8 buah. Dan untuk pemberatnya menggunakan karung semen sebanyak 2 buah dengan bobot masing-masing pemberat 25 kg.      
Metode budi daya kerang hijau terbagi atas empat kelompok, yaitu metode tancap, metode rakit apung, metode rakit tancap, dan metode tali rentang (long line).
1) Metode tancap
Metode ini menggunakan tonggak kayu atau bambu yang ditancapkan ke dasar perairan. Oleh karena itu, metode ini hanya dapat diterapkan di daerah pantai yang dasarnya berlumpur. Metode yang sangat sederhana ini cocok untuk perairan dengan kedalaman 3-5 cm.
Panjang bambu yang digunakan antara 5-10 m. Ujung atasnya harus tetap terendam air sewaktu air surut terendah. Tonggak yang digunakan kerap kali dirangkaikan satu sama lain sehingga berbentuk bagan tancap. Untuk 1 ha, usaha budi daya kerang dibutuhkan kurang lebih 500 batang bambu.
Bambu atau kayu yang digunakan tersebut sering cepat rusak karena membusuk ataupun dilubangi oleh hewan-hewan penggerek. Secara normal, setiap metode tancap dapat menghasilkan 10 kg/m. Satu kolektor tancap dapat menghasilkan lebih kurang 3o kg kerang per tahun.
2) Metode rakit apung
Bahan yang digunakan pada metode ini terdiri atas tali dan rakit (tali, bambu, pelampung, dan jangkar). Metode ini biasanya digunakan pada perairan dengan kedalaman 3-4 m pada saat surut terendah. Untuk ukuran satu unit rakit, dapat dibuat 6 m x 8 m, 5 x 5 m, 15 x 15 m, atau 3o x 30 m yang diberi jarak pada rakit untuk pelampung.
3) Metode rakit tancap
Pembesaran kerang hijau dengan metode rakit tancap ini hampir sama dengan pembesaran rakit apung. Perbedaannya pada penggunaan pelampung. Rakit tancap, menggunakan kayo atau bambu yang ditancapkan pada dasar perairan sehingga tidak bergerak. Penempatan rakit harus memperhitungkan tinggi rendah pasang surut untuk menghindari rakit dari kekeringan. Ukuran rakit biasanya 4 m x 4 m dengan kebutuhan material berupa bambu diameter 4-5 cm sebanyak 15-2o batang, tali temali (polietilen) 3-5 kg, dan kawat 2-3 gulung/kg.
Jumlah kerang hijau per kolektor atau tali pembesaran yang dapat diperoleh selama pembesaran 6-7 bulan untuk satu kali antara 20-25 kg. Dengan demikian, produksi total dalam 1 rakit tancap ukuran 4 m x 4 m adalah kurang lebih 40o kg.
 
4) Metode tali rentang (long line)
Metode ini disebut juga dengan metode tali memanjang atau long line, yaitu merentangkan tali secara memanjang/horizontal. Metode ini menggunakan pelampung besar yang dihubungkan satu dengan yang lainnya untuk memberikan daya apung pada tali. Setiap deret tali penyangga pada kedua ujung terakhir diikatkan pada jangkar untuk menjaga agar pelampung tidak tertarik ke tengah pada saat penambahan berat.
Keuntungan dari metode ini adalah lebih fleksibel/tidak kaku dan memiliki ketahanan paling tinggi terhadap ombak serta angin. Dengan demikian, bahaya kerusakan dan kerugian yang diakibatkan gelombang dan angin dapat diperkecil. Satu unit berukuran 4 tali jalur dengan panjang tali 70 m bisa dipasang 56o tali kolektor.

 Proses pemeliharaan
Proses pemeliharaan menjadi unsur yang menentukan keberhasilan budi daya kerang hijau. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam proses pemeliharaan kerang hijau adalah sebagai berikut.
1) Sortasi
Penyortiran perlu dilakukan agar kerang hijau yang dihasilkan seragam sehingga produksi dan waktu panen dapat ditentukan. Penyortiran dilakukan karena kerang hijau yang menempel pada tali kolektor sering kali tidak seragam ukurannya.
2) Penambahan pelampung
Penambahan pelampung dilakukan saat terjadi penambahan beban tali yang disebabkan oleh pertumbuhan dan pertambahan bobot kerang hijau. Penambahan pelampung berguna untuk menyangga tali agar tetap mengapung.

 Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang biasa menyerang budi daya kerang hijau adalah jenis teritip (Teredo sp. dan Manus sp.), bintang laut, burung, dan kepiting. Sedangkan Kepiting adalah hama utama bagi juvenile dan kerang dewasa. Kepiting dapat menghabiskan satu lusin kerang hijau setiap harinya. Sementara itu, teritip dan hewan penempel lainnnya akan sangat mengganggu pertumbuhan kerang hijau. Sampai saat ini di Indonesia belum didapati penyakit yang mengancam budi daya kerang hijau. Kerang hijau sendiri dapat terjangldt penyakit yang disebabkan oleh pencemaran di atas ambang batas.

  Panen
Kerang hijau dapat dipanen setelah berumur 5-6 bulan masa pemeliharaan. Ukuran kerang hijau dapat dikonsumsi adalah 6-8 cm. Ciri lainnya adalah daging tebal dan berwarna krem. Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kerang hijau yang dihasilkan memuaskan adalah sebagai berikut.
  1. Pemanenan dilakukan pada saat kerang hijau dalam fase istirahat.
    1. Pengikisan atau perontokan kerang saat dilepaskan dari pancang bambu atau dari tali dengan benda tajam dapat memperkecil luka pada benang byssus-nya sehingga kerang mempunyai daya tahan hidup lebih lama.
       
   Selain Budidaya kerang hijau ada juga pembudidayaan jenis kerang lainya seperti kerang dara , Kerang batik.

Disini kami  Jual segala jenis kerang
       - Kerang Hijau
          - Kerag Dara
          - Kerang Simping
          - Kerang Batik
          - Kerang Bulu
          - Kerang Bambu
          - Kerang Kampak